WARNA KEHIDUPAN 2014
Semusim……
telah membuat kehidupanku sungguh
sangat berubah, masa kemasa dan hanya sesaat…
kini hidupku serasa berwarna..
kadang gelap dengan penuh aroma
yang kesat, serasa ingin cepat mengakhiri masa waktu ke waktu yang lain….
Dengan begitu cepat roda waktu
yang telah berputar, warna itupun telah
berubah menjadi warna kelabu, tidak luput dari aroma yang kadang sesak untuk
diisap pula,, aroma itupun bercampur menjadi satu senyawa yang membuat aroma
yang khas namun tidak mengenakkan, kadang juga ada kesegaran namun serasa kopi
pait, bercampur manis dan pait.
Warna itupun berubah dengan sedia
kala waktu masa kemasa yang lain, warna
yang menjadi berubah menjadi merah, dengan aroma yang sejeuk tapi kadang
membuat keadaan menjadi panas, dikala tidak bisa mengendalikannya. Aroma seperti
teh manis, ketika teh itu dijadikan sebuah minuman yang manis, dan ada
kala juga teh itu menjdai lebih pait seperti aslinya aroma dan rasa teh.
Ketika masa itu berganti menjadi
kuning, disitulah bau dan aroma yang terkesan membuat jadi asam, bercampur pait, duka yang terkesan
begitu memudarkan untuk bangkit hidup, seiring dengan penuh dengan penyesalan
yang mendalam.
Namun kesedihan dengan aroma asam
dengan warna kuning itu akan berubah senantiasa menjdai warna biru, biru yang melambangkan
ketenangan seperti air, aroma dan bau seperti menghisap udara yang begitu
sejuk, tenang dan damai.
Putih apalagi, yang melambangkan
kesucian dan damai, suka cita yang selalu memudar saling merasakan kehangatan,
penuh dukungan, kesimpatian dan juga rasa kasih mengasihani dengan penuh
keikhlasan dan ketulusan hati.
Hijau ketika merasan suatu aroma
yang sangat tidak ada apa-apanya, karena bagi saya warna itu menjadi suatu
lambing kemaslahatan dan menjadikan suatu jati diri untuk berinspirasi, ketika
suatu saat seperti hari ini yang saya
lakukan. Dengan penuh inspirasi, dari suatu kehidupan yang kurasakan selama
ini.
Semusim..
Itupun kini berputar seperti
warna, warna kehidupan yang ku rasakan dan melambangkan suatu warna dan aroma.
Saya berpikir inikah yang kurasan dalam hidup, bahwa benar-benar nyata waktu
itu berputar seperti roda. Renungan itupun menjadi sesuatu bagi saya untuk
berpikir, “ketika mempunyai suatu keputusan itu harus benar-benar dipikirkan , dan
keputusan itu bukan untuk sesaat”.
Yang kuarasakan ketika saya
mengambil keputusan yang begitu cepat, saya berpikir karena kehidupan saat itu
seolah-olah takan pernah terulang dan terjadi lagi pada saya. Ternya salah,
seperti putaran waktu yang berputar
seperti roda, ternya yang kurasan waktu dan masa itu pula telah kembali kurasakan
dengan warna dan aroma yang senada, dan membuat saya menjadi suatu ketukan
serta renungan kembali. Teringat akan masa itu, menjadi suatu pemicu yang
sangat sulit kujangkau, dengan merasakan sesuatu yang dirasakan orang lain
ketika itu saat itu pula saya tengah merasakan pula. Benar-benar membuatku berdosa besar, dan sangat patal.
Kenapa seperti itu, rumus bagi
saya bahwa kehidupan itu “A’maluna A’malukum”
jadi suatu amalan yang kita perbuat sedikit saja maka akan ada
balasannya. Sekecil apapun yang diperbuat oleh kita maka akan tersakan tanpa
kita sadari, bahawa amal yang diperbuat itu telah terjadi pada diri kita.
Itulah menjadi suatu alasan dan dorongan bagi saya, karena Alloh maha tau atas
perbuatan kita, dan Alloh juga maha tau amaln yang kita peroleh.
Saya sadar banyak sekali
perbuatan yang harus direnungkan, saya takut suatu saat akan terjadi pada diri
saya. Meskipun saya tahu Alloh maha pemurah dan pemaaf, tidak ada lagi tuhan
satu-satunya dalam hidup saya kecuali menyebut nama Alloh.
Saya berharap dan selalu berdoa “
Ya Alloh Andaikan saya dapat dipertemukan dengan Ibu saya kelak suatu saat,
karena dengan amal yang saya perbuat saya siap, dan mudah-mudahan saya selalu
tetap ada pada rido-Mu yaAlloh. Amin”.
Alloh maha penyanyang, itu
terjadi pada saya dan benar-benar sangat terasakan.
Alloh maha pengampun hambanya,
dan pemaaf bagi hambanya yang bertaubat.
Ketika saya mengalami kegagalan
dalam hidup saya, saya mengalami suatu musibah tidak hanya satu kali. Mungkin
dengan musibah yang Alloh berikan membuat teguran bagi saya untuk bias bangkit,
dan berbpikir apa yang ku perbuat itu salah.
Hidup ini seperti perjalanan,
begitu sebagian orang mengatakannya. Bagi saya hidup itu bagikan warna dan
aroma dengan membuat peta kehidupan. Ketikan peta itu dijadikan suatu petunujuk
tempat, maka peta yang sebenarnya dalam hidup itu ialah al-quran yaitu petunjuk
dalam kehidupan. Ketika banyak membaca al-quran maka yang saya rasakan, sedikit
kesalahan yang diperbuat oleh saya maka disitulah ada ketukan dari hari dan
mengatakan saya salah.
Begitulah hidup, seperti dugaan yang tidak
saya harapkan dalam hidupku. Membuat rasanya sangat tidak mungkin untuk terjadi
dan siapa yang akan menyangkanya. Kayu yang bersih dan lurus berubah menjadi
kayu yang hitam dan sudah habis dimakan rayap, sungguh membuat pudar dari
kehindahannya karena tidak terkondisi.
Ya alloh ampunia dosa saya….
Alloh telah memberikan saya
kesempatan untuk hidup, tidak hanya sekali alloh memberikan kesempatan itu pada
saya,
Musibah yang menurut saya teguran
untukku, dipenuhi rasa ketidak nyamanan dalam hidup dan rasa putus asapun
muncul pada diri saya. Lalu sayapun
mencoba untuk berbuat seperti itulagi, namun saya melanggarinya. Alloh masih
tetap mengampuni saya, waktu itupun saya diberikan musibah yang kedua kalinya
lagi, musibah itu membuat saya terauma dan terkesan saya telah menjadi orang
yang gagal dalam hidup, dan saya telah mengecewakan orang-orang yang menyayangi
saya terutama orang tua dan keluarga. Pada akhirnya, Alloh pun maha penyanyang
dan pemamaaf dan memberikan kesempatan
untuk merubah hidup saya. Setelah itu, saya masih melakukan hal yang sama,
dengan sadar bahawa saya telah melakukan kesalahan yang patal lagi, saya tidak
tau ntah itu kehilapan saya atau kesengajaan saya yang ngeyel. Tidak lama
kemudaian dari kejadian itu, kisaran jarak dua minggu. Alloh memberikan musibah
yang ketiga kalinya untuk saya. Dengan
sangat cepat saya terdiaknosa untuk segera dirawat dan diberikan rujukan
untuk segera keruang bedah central. Alloh selalu maha memberi petunjuk bagi
uamtnya. Itu renungan bagi saya yang telah dirasakan dalam hidup saya. Dengan
dipenuhi suara gemaan takbir, “lailahaillohloh” dan dikelimutan dengan warna
putih tanpa ada warna yang lain, inikah yang namanya kematian apakah saya sudah
mati. Tidak lama itu, saya mendengar suara anak kecil yang memanggil ibunya
dengan kata “mamah”, waktu itupun saya terbangun, ternyata saya masih hidup.
Tidaklama pula,saya keluar dari
ruangan itu untuk dibawa ke ruangan rawat inaf. Sepanjang perjalan menuju ruangan, saya sedih. Dan
disitulah teguran bagi saya datang, saya teringat ibu saya yang telah
meninggal, dan perbuatan saya ketika beliau masih hidup. Membuat saya terpukul,
membauat saya bangkit kembali untuk kembali kemasa lalu itu. “ andai waktu
masih bisa diputar kembali” tapi itu tidak mungkin, hanya mungkin kesempatan
bagi saya utnuk bisa merubah kehidupan saya dan mencoba jalan yang lurus dan
kehidupan yang lebih baik lagi.
Dengan gegas, saya berdoa “Ya
Alloh alangkah banyakknya nikmat yang harus saya syukur, namun selalu kuabaikan
nikmat yang Kou berikan dalam hidup saya,”
dan dari siutlah saya berpikir, saya tidak mau menyianyaikan kesempatan
hidup yang alloh berikn pada saya.
KEHIDUPAN DIBALIK KEHIDUPAN
2013 menjadi suatu momen yang
membuat suatu peristiwa yang menjdai sejarah bagi hidupkeluarga saya. Awal
bulan di tahun 2013, adalah suatu peristiwa kejadian bibi saya yang
keduakalinya masuk rumah sakit. Tapi ada
yang aneh sakitnya yang sekarang, berbeda degan yang pertama masuk rumah sakit,
yang menurut saya normal. Tapi bagi saya sakit yang kedua kalinya masuk rumah
sakit pada waktu itu, sangat terlihat aneh dan ada sesuatu yang berbeda. Tiga
hari dirawat dirumah sakit, karena tidak ada perubahan pada fisiknya menjadikan
suatu alasan untuk dibawa pulang, ketika hasil diaknosa yang bukan jalurnya.
Hampir satu bulan kurang lebih, ia sembuh dan stabil. Dengan berkat bantuan
orang-orang yang dipercaya tahu tentang masalah dunia kehidupan didunia lain.
Senin malam ntah tanggal berapa,
dengan sadar saya mendengar obrolan ketika kaka-kakak saya lekas pulang dari
tempat dimana tempat itu menjadi tempat kediaman bibi saya diobati. Obrolan itu
membuat saya terkesan sangat miris, hingga membuat saya terpukul berkeping-keping
dengan sadar saya mencoba untuk menahan air mata yang keluar, dan dengan
beberapa lama kemudian kakak-kakak saya menghampiri. Namun mata saya terkejap
dengan rapat hingga tidak bias terbuka. Dan ntah selanjutnya dari itu saya
benar-benar sangat bingung dan membingungkan. Membuat saya bertanya-tanya pada
diri saya sendiri, mengapa dan ada apa. Sulit untuk bias dipikirkan dengan akal
sehat ini. Dimana otak sehat saya, itupun ntah mengapa dan ada apa dan apa
sebabnya. Terkesan kehidupan itu berubah menjadi gelap dan kelabu,
mencerminkan kesunyian gelap dan dingin,
penuh dengan bayangan seperti mimpi namun sulit untuk terjangkaui. Bau aroma
yang tidak terkesan dan rasanya sulit untuk mencium aroma itu, tersa
sesak.
Saya bingung, kenapa saya selalu
diikuti dan selalu berada ditempat itu,dimana tempat itu rumah tempat kediaman bibi saya dirawat. saya
sangatkebingungan sulit rasanya mendapat jawaban untuk itu……..
Selama saya mengalami itu, saya
merasakan ada yang aneh, Senin malam itu adalah malam pertama untuk mengikuti
ujian tengah semester. Siang itu saya berangkat utnuk mengikuti ujian itu,
namun ketika saya tengah berada dikelas, orang-orang sepertinya aneh menatap
saya. Tatapan mereka yang terkesan begitu sangat aneh pada saya membuat saya jadi
makin tidak karuan kenapa, dan apa yang terjadi semalam pada saya. Waktu itu
saya bergebas pergi dari kelas, ketika lekas beres dari ujian itu dengan waktu
yang sangat singkat.
Hari kemudian mengalami hal yang
serupa, namun hari kedua ujian saya diantar jemput oleh keluarga saya. Membuat
saya bingung…. Ntah ada apa sebenarnya,,, ntah waktu itu kenapa saya sudah
hamper lupa kejadian itu. Hari berikutnya dan selanjutnya sampai satu minggu
saya merasa terheran-heran, kenapa saya selalu ada dirumah it uterus,
sebenarnya ada apa.. hampir tiba satu
minggu yang menurut saya, waktu itu tak berasa satu minggu bagi saya waktu itu
hanya sebagian kecil dari hari satu minggu itu. Minggu malam, saya sadar dan
bingung kenapa saya dikelimuti bayak orang, dengan sanak sodara yang kelihatan
muka sedih…. Tiba-tiba saya merasakan
kedinginan amat sangat kedinginan ntah kenapa. Saya berpikir mungkinkah akhir
hidup saya seperti ini, apakah ini yang dirasakan dicabuti nyawa. Badanpun sungguh
tidak berasa apapun, dingin dan dengan warna memucat, begitulah sulit untuk
digambarkan. Dan itu semua menjadi suatu rahasia kebesaran Alloh SWT.
Seluit cairan dan udara yang
melumuti tubuh menjadi beku yang merampat kesekujur badan, seperti benda yang
terhimpun oleh butiran-butiran salju, serta berubah menjadi beku yang
digelimuti oleh butiran salju itu ketika hendak menjadi beku. Sungguh tak
merasakan adanya kehangatan yang melindungiku dari seluit itu, hingga membuat
kesulitan untuk menghisap nafas, seluit-seluit itu tidak berhenti merempat ke
selaput nadi dan darah yang ada disekujur badanku, tak terasa adaya benda yang
menyentuh pada kulitku, yang terasa dingin serta membagal seperti benda mati.
Wajah yang memucat, mata yang kian akan menutup, tak tersadari suara yang
hingga akan hilang, membuat pikiranku bertanya apakah ini yang dinamakan
penjemputan kematian, seiring dengan melihat orang-orang yang menimbrungi
disekeliling tempat dimana aku tak berdaya lagi. Tatapan mata orang-orang yang
penuh dengan kecemasan, yang memnculkan air mata yang terginang pada
wajah-wajahnya. Melihat keluarga dan orang-orang yang mengasihiniku, membuat
saya termotifasi untukbangkit, melawan arus pada seluit yang terjadi pada saya.
Ntah penyakit apa namanya, mungkin jika dikirkan banyak pendapat yang takhenti-hentinya
kelua dari pikiran.
Kejadian itu, membuat saya banyak
motivasi. Terutama ketika hendak
berusaha mati-matian untuk melawan arus itu. Kehangatan itupun muncul, dengan
segumpalan selimut yang berlapis-lapis menyelimuti tubuh ini, dan diiringi dengan
kalimat-kalimat untuk mencoba menyebut dzikiran-dzikiran asma Alloh. Tak pernah
terlupakan, orang yang selalu berada disampingku, yang selalu setiap waktu
menolongku. Tangan yang tersimpan pada nafas ini, membuat saya untuk tetap
bertahan hidup. Hentah bagaiman akhir hidup saya, jika tidak ada dorongan dari
orang-orang yang menyayangiku. Alloh maha bijaksana, maha adil dan maha
penyayang pada hambanya yang membutuhkan-Nya.
DIBALIK
DUKA ADA LUKA YANG TERSIMPAN
Setelah kejadian yang menimpaku
itu, beberapa waktu hendak saya rasakan. Keasingan melihat orang-orang yang
membuatku bertanya-tanya “Kenapa orang lain menatapku seperti itu”. Dan ketika
hendak pergi kesuatu tempat, selalu ada orang itu disampingku, orang itu tidak
lain orang yang menolongku keika sakit. Tak peduli lelah, letih, malam maupun
siang hingga lupa diri akan kesehatannya sendiri. Rasa kantuk yang hilang,
ketika kumulai menjadi orang lain (aneh,..) hingga kutak sadar, membuat itu
semua menjadikan kenyaman pada diri saya. Ada kenyamanan tertentu ketika dekat
dengan dia, yang membuat kenyamanan dalam hati, selalu ada kehangatan, mungkin
ada rangkulan tertentu yang buatku seperti pengganti segalanya tempat bernaung
dan bersinggah. Jika dia hendak memberi saran, rasanya sperti kk bagi saya dan
sekaligus orang tuaku ketika dia hendak menjaga dan merawatku. Mungkin tidak
hanya saya yang merasakan seperti itu, orang-orang yang dia tolong mungkin
merasakan itu pula. Tapi bagi saya rasanya sangat berbeda, hingga ku tak
sanggup untuk jauh dan ditinggalnya.
Pagi itu hari terakhir
kepulanganku untuk pulang kerumah dimana aku tinggal. Dan pagi itu lekas hendak
bersiap-siap untuk pulang dan diantarkan oleh dia. Tidak lama saya tiba
dirumah, kediaman rumah saya tidak jauh dari tempat kediaman dimana saya dirawat.
Dia bilang saya belum sembuh total masih harus tetap diawasi. Diapun lama diam
dirumah saya, ketika dia mau kembali kerumahnya, rasanya berat hati inu dan
tidak siap untuk ditinggalkannya.
Sore itu, ketika tak lama dia
pulang kerumahnya. Tiba-tiba dia datang kembali kerumahku, tanpa terpikir
olehku dan tanpa sadar apalagi yang terjadi pada diri saya. Saya teringas
melihat dia ketika lekas sadar dari kejadian itu, dan tak tahan menahan ingasan
tangisan yang keluar dari air mataku. Ku berkata “jangan tinggalkan saya”
begitu banyak lantunan kata-kata itu yang kusampaikan padanya. Apa yang diharapkan dari saya “ujarnya yang
kelihatan ginangan air mata diwajahnya”, saya tak punya apa-apa, saya hanya
manusia biasa yang tidak ada apa-apanya. Kamu salah, bagi saya kamu adalah
satu-satunya orang yang paling baik yang pernah kurasakan, bagi saya kamu
adalah pengganti kaka sekaligus orang tuaku, yang selalu memberi nasehat dan
juga merawat serta menjagaku sepanjang saya mengalami kesakitan. “ jawabku padanya dengan tetesan air mata”. Ya
Alloh bibi (panggilan dia)apa yang membuat saya special dimata kamu hingga kamu
tidak mau ditinggalkanku “ucapnya” punya apa saya. Karena kamu mempunyai hati
yang tulus, dan ketulusan hatimu yang membuatku tidak mau ditinggalkanmu,
hartamu adalah kelapngan hatimu untuk selalu berbuat baik kepada orang lain,
tanpa mengharapkan imbalan apapun dari orang itu. Tidak banyak orang yang
memiliki hati sepertimu, dan sangat jarang mungkin bahkan susah untuk bias
mencari orang seperti kamu, didunia ini mungkin hanya satu berbanding seribu
orang yang seperti kamu, “jawabku padanya”.
Satu hari dia bersamaku dan
menemaniku dirumah, untuk menjagaku. Bahkan tiap malam mupun siang dia selalu
mengawasiku dan terus menjagaku. Pada malam itu, ketika dia hendak bangun dan
membangunkanku untuk mengajak solat tahajud, terbukalah mataku ini dengan mata
lelah dan saya melihat dia yang sedang menatapku dengan tatapan yang selalu ada
ginangan air mata, serta matanya yang putih berubah menjadi merah itu penuh
dengan kelehahan menahan rasa kantuk padanya. Membuat saya tersenyum dan
bertanya padanya “ kenapa, ada apa, jangan sedih, harus tetap tersenyum ok” dia
seakan menahan air matanya dan ucapnya “ kamu harus sembuh, harus kuat, harus bisa
melawan biar cepat sembuh, dan aku akan senang bila kamu sembuh”. Ya tenang
saja “jawabku” tapi kamu jangan sedih harus semangat dan tetap tersenyum.
Kejadian itu membuat saya nyaman didekatnya, dan pelukan yang penuh dengan
kasih sayang.
Dengan melihat situasi yang tidak
mungkin sejalan dengan apa yang diharapkan. Tidak kunjung lama, mungkin orang
tua dia mendengar dan mengetahui bahwa adanya suatu hubungan yang special
diantara kita berdua. Pancaran sorot mata diwajahnya, membuat saya ketakuatan
dan penuh dengan ketegangan, seakan dia melarang untuk dekat dengannya. Itu
membuat saya hilang tanpa arah, dan mebjadikan suatu situasi yang membuat saya
kembali menjadi orang lain (aneh,,..). Tapi
dia selalu bertawadzu akan situasi tersbut, dia tidak menginginkan adaa
satu pemicu keganjalan maupun keonaran untuk membuat masalah dan menjadikan
suatu permasalahan yang baginya rumut. Dan dia tidak ambil pusing, untuk tetap
berjalan dengan ketawadzuannya dia selalu mengaharapkan ridho dari Alloh SWT,
untu mencari jalan yang terbaik untuknya.
Sore itu saya dibawa kerumahnya
untuk menjalankan terapi, tiba-tiba ibunya muncul dengan wajah yang menurut
saya “seram” ( tidak ada sapaan maupun senyuman dan pancaran matanya yang
memikau penuh dengan pertanyaan ), membuat saya menjadi kembali seperti orang
lain lagi (aneh,…) waktu itu saya tak sadar bagaiman saya dirumahnya dan kejadian pada waktu itu, hanya saja saya
merasakan ketakutan yang rasanya saya ingin lari dan pergi dari tempat itu. Tibalah
malam itu, dia ternyata tetap selalu menemani saya dan berada disamping saya.
Malam itu ketika hendak saya sadar, saya tersenyum kenapa kamu tadi begitu
“ucapnya” gak tahu “jawab saya”. Makan yu dari tadi sore kamu belum makan
apa-apa minum juga nggak “sapaannya” ku jawab “ya”. Seiring dengan waktu
keadaan situasi dengan penuh canda tawa serta suapan nasi yang dia berikan
kepadaku, seakan terlupakan duka yang tengah aku rasakan saat itu.
Tengah malam ketika dia menginap
untuk menjagaku, tanpa menahan rasa kantuk, lelah dan terus mengawasiku sepanjang
malam ketika tengah ku menutup mata. Ada sodara bibi yang tengah mengawasi
kalian “ujar bibi saya”, sodaraya bibi bilang ke bapaknya menyangkut kalian da
nada beberapa alsan yang tidak bias diterima olehnya. Hingga kejadian sore itu
kaka kita pingsan abis dimarahin olehnya (orang ketiga sodara). Dan dari
kejadian itulah membuat suatu kesalahpahaman yang tidak bias dipecahkan sampai
saat ini. Orang itu bertolak belakang dengan cara pengobatan yang dilakukan
oleg orang-orang yang selaman ini selalu membantu dan menolong kita berdua
“ujar bibi saya lagi dengan wajah yang sembraut”.
Sekian lama kurang lebih jarak dari dua
minggu, masih tetap suasana seperti itu, dan kejadian yang sama pula. Menjadi berubah warna dalamhidup saya. Apakah
ini akhir dari ceritanya. Sore itu ketika lekas pulang dari kampus, saya tidak
tahu apa yang harus aku lakukan kenapa suasana yang biru itu berubah menjadi
warna gelap. Sunyi dan memudarkan sauna yang dingin. Sepanjang jalan terus
henti-hentinya berfikir, hingga tiba sesaat dirumah. Entah apalagi kejadian
yang menimpaku, mungkin menjadi orang lain (aneh,..), hingga saat itu saya
tersadar banyak orang disekelilingku. Ada orang-orang yang selalu menolongku
terutama seseorang yang bagi saya sangat berarti.
Orang-orang yang telah
menolongku, dengan gegas pergi dan hanya sesaat. Rasa yang kualami terasa
sesak, tidak beraturan entah saya ataupun siapa yang menjadi sosok saya
sendiri, sungguh sangat tak terduga. Kemilau warna-wana itu kian memudarkan
suasana, aroma yang sangat menyiatkan kelabu yang gemuruh kian menentang. Rasa
yang kualami menyiatkan suatu deretan dalam genggaman antara hidup dan mati.
Luka yang menggoresi batin orang lain, terasa sangat menyigungkan hati yang
kualami saat itu. Ya alloh berikan aku jalan yang terbaik “doa dalam pintaku”.
Pa RT dan pa RW, sodara dan semua
orang-orang yang telah menolongku. Terlihat sedang menimbrungiku seakan ada
sesuatu yang terjadi padaku. Ntah apa itu, apakah itu adalah sosoku apa sosok
orang lain dalam jiwaku sendiri. Wallohu a’lam. Hanya saja yang kualami saat
itu menjadikan suatu peristiwa dalam hidup, yang berwarna keemasan. Kilau emas
yang menggirlatkan otakku dengan sejenak hingga ku tak sadar akan hal sesuatu
yang ku lantunkan pada semua orang. Kilauan emas itu kadang membuatku tenang
berada disampingnya, hanya ketenangan yang diapatkan olehku itu berkat
keyakinan saya akan keberadaan Alloh SWT yang benar-benar nyata. “Alloh tidak akan
memberikan tanda-tanda kekuasaan itu kecuali hanya bagi orang-orang kafir”. Dan
itu benar-benar terbukti, dan sangat nyata. Ketika alloh memberikan suatu
keistimewaan kepada seseorang, maka orang-orang akan mengiranya itu adalah hal
yang mustahil. Sebaliknya untuk orang yang benar-benar percaya adanya kekuasaan
alloh karena alloh “kun payakun”, maka terbuktilah keyakinan itu.
Malam itu, saya terjadi lagi
seperti hal yang sama menjadi orang lain (aneh,..). Tiba-tiba “Brug”
tergeletak. Entah kejadian apa itu, rasanya bagi saya adalah hamparan yang
menimpa pada dinding lapisan kuliy bumi. Tak lama, saya tersadar “teteh kenapa
ini,ada apa” terlihat kantung mata yang membengkak dimatanya “cepat makan dulu
de, dari tadi kamu belum makan tambah lagi kamu berpuasa, biar tidak lemas”
sambil menggaruk-garuk kepala dan tersipu malu, rasanya hendak dicambuk muka
dengan memerah. Tapi adakalanya keharuan dan kesenangan melihat orang-orang
yang menolongku berkumpul kembali terutam dia. Dan selanjutnya, hidup ini
berubah kembali menjadi biru, namun warna biru ini tidak secerah sedia kala.
Biru yang bercampur menjadi kelabu, dan menjadi perpaduan warna menjadi biru
gelap.
Bi pulang kaka kamu mau pamitan
“ujarnya (orang keempat keluarga)”. Kemana bi udah aja nginap disini “kata
saya” iya gak lama saya kembali “ucap bibi”. Lama menunggu kedatangan bibi,
tiba-tiba suara sms berbunyi, “bibi sedih pingin kesitu nanti besok bibi
cerita”.
Pagi yang cerah itu tiba, namun
kecerahan pagi itu tidak secerah dengan keadaan. Kehidupanpun menjadi warna
abu, ada duka serta luka yang sulit untuk dipecahkan. Disisilain harus memilh
antara dua piihan dengan orang yang benar-benar bertolak belakang atas kesalah
pahaman yang meimpa pada keluargaku.
Dari mulai kejadian itu, awanpun menutup, kecerahan dan derasan air yang
mengalir kini benar-benar terhambat oleh arus angina yang kencang menimpa
pohon-pohon dan ranting daun yang memikau. Keluarga yang baru ditemukan kini
lepaslah sudah, karena kesalah pahaman yang terjadi pada keluargaku. Sampai
saat ini tidak ada yang bisa memecahkan titik masalah yang menjadikan kesalah pahaman
itu, dan hanya saja bisa mengikuti arus angin itu.
Minggu pagi adalah hari dimana
saya bersama kaka kandung saya pergi kerumah dia untuk berkumpul kembali.
Namun, dia melarangku untuk pulang kerumah ketika hendak ku lekas pergi. “sudah
disini saja dulu biar saya tidak bolak-balik pergi menemuimu “ucapnya” tapi
saya malu “ucap saya” malu sama siapa, malu sama orang tuamu “saya bilang”.
Kenapa mesti malu, jangan melihat orang tuaku, tapi lihatlah aku disini yang
sangat peduli akan kondisi dan keadaanmu sekarang, saya mau kamu lekas sembuh
dan biar tidak malu lagi sama orang-orang dikampungmu “nasehat darinya”, tanpa
piker panjang kakaku menyetujui atas saran darinya, akhirnya saya memutuskan
untuk mengikuti sarannya. Jumat malam, kebiasaan rutinitas dirumah itu selalu
terkumandang gemaan tasbih dan ayat-ayat suci al-quran. Kehidupan itu kini
berubah lagi menjadi warna merah kelabu yang bercampur berpadu menjadi paduan
warna yang gelap namun sangat terasa kesat. Malam ketiga dirumah itu, saya
merasakan sesuatu yang lain, membuat perasaan ini menjadi tak karuan. Saya
berpikir lama tinggal disini membuatku menjadi nambah banyak pikiran, bukan
sebaliknya. Malam itu saya merasa tertekan, saat melihat orang tua dia terkesan
aneh melihat saya dan terkesan penuh kecurigaan. Tak sadar tengah malam yang
kurasakan, rasanya saya menjadi sampah yang tidak berarti. Sudah tertimpa
musibah malah tertimpa tangga pula,pribahasanya.
Saya memina untuk pulang malam
itu juga, amun kakaku melarangku untuk pulang karena terlarut malam. Melihat
keindahan bintang-binang diawan dengan kecerahan yang memukau membuat hati saya
merasa nyaman. Namun, dengan tanpa sadar saya tengah berada dalam kamar, tidak
lain tempat tidur saya dimana saya dirawat dirumah itu. Terdengar suaranya, dan
ketukan langkah kakinya yang hendak menuju kamar itu, kenapa bu ada apa “ucap
dia” kamu jangan marah-marah saya takut kalau dimarah-marahi “ucap saya”, siapa
yang marah-marah,hanya saja saya kesal melihat tingkah lakumu yang susah
diatur, coba kamu turuti perintah saya, itu juga untuk kebaikan kamu sendiri,
aku ingin kamu benar-benar sembuh, dan aku bisa menunjukkan pada mereka yang
menyalahiku, tau gak kamu kasihan gak sama saya “ujarnya dengan mimic muka
sedih dan penuh kecemasan ”. ya saya minta maaf, saya akan turuti apa kata kamu
saya janji tidak akan mengualnginya lagi tapi kamu jangan marah-marahin aku
lagi ya, “ucap saya sambil tersenyum” jangan cemberut dong, smile. Dengan wajah
yang terlihat senang akhirnya dia memaafkan saya. Pelukan itu kembali
menjadikan suatu kenyaman buatku, serta rangkulan untuk bisa menenagkanku.
Setiap kali menjelang tidur saya teringat akan masa lalu, sewaktu masih ada
ibuku yang selalu mengelus-elus kepalaku, kini terasa kembali oleh dia terhadap
saya. Besok sya mau pulang kerumah, jika kamu mengijinkannya “ucap saya”,
kenapa tidak mau dua hari lagi “ujar
dia”.karena saya merasa suda baikan. Bukan karena ibu saya kan “kata dia”.
Sambil tersenyum dan saya mengalihkan pembicaraan, saya ngantuk. Lalu seperti
biasanya dia menemaniku sambil kutertidur lelap.
Dengan matku yang lelah, kulihat
dari jauh mata yang terlihat darinya. Dan kemudian dia kian menghampiriku,
dengan pelukan yang begitu terasa atas kasih sayangnya terhadapku. Pagi telah
tiba, dan bersiap-siap untuk pulang kerumah tempat asalku tinggal ke kampung
halaman. Tiba-tiba datang bibi saya menghapiriku, gimana kamu betah “ucap
pertanaannya”. Malam kemarin atas
kejadian waktu itu, kenapa saya tidak menghampiri kerumah kamu lagi, ternyata
saya dibohongi untuk pergi kurumahku, ternyata saya dan kaka saya didokrin oleh
mereke (keluarga ketiga) tambah lagi saya disuruh untuk dijauhkan dari kamu
“ujarnya lagi bibi”. Kenapa orang lain itu seperti itu “ucap saya” saya tidak mengerti
bi. Tapi sudahlh biarkan orang berkata pa, karena orang lain hanya bisa berkata
tanpa merasakan apa yang kita alami.
Lama tak kunjung sepertia sedulu
kala, keluarga baru yang baru ditemukan kini telah hilang di telan angina
dengan sesaat. Suasanapun kini telah berubah, dari awan cerah menjadi gelap
gulita. Namun dia tetap seperti biasanya. Terdengar suara tawa nenek
(khi-khi-khi..), berjalan membungkuk, keluar air liur dari mulutnya ketika
hendak tiap kali memakan tulang maupun aktifitas lain. (brugh..) suara gema
bumi dengan tergeletaknya bibi saya. Itulah yang terjadi selama masa hitam itu,
mata bibi saya yang kelihatan kosong menjadi sesosok orang lain ( aneh,..).
Bibi saya kerap berusia 22 tahun, dia mengalami hal yang serupa dengan saya
sebelum saya meneglami hal yang serupa itu. Penyakit itu tertular kepada saya
ketika hendak saya untuk menenagkannya.
Atas kronologi itu semua membuat
warga sekampung saya menjadi onar, banyak gossip yang muncul, yang kontra
maupun yang pro. Berita yang tidak benar itu sampai ketelinga keluarga kita.
Sungguh membuat keluarga saya menjadi sangat tidak karuan, mungkin orang lain
berpikir kejadian yang dialami keluarga saya merupakan tindak kesengajaan untuk
menjadikan suatu hal yang dianggap lain ( pemitnahan ).
KEKELIRUAN
MEMBUAT KESALA PAHAMAN YANG SANGAT PATAL
“Kesini tom saya mau bicara” (
tiba-tiba kakak saya memanggil ). Waktu kejadian itu ketika hendak baru datang
dari tempat belanja. Waktu memunculkan jam 18:45 WIB. Saya pun hendak baru
selesai sembahyang berjamaah bersama dia, namun tidak lama dari sembahyang
itupun dia langsung pulang kerumahnya. Saya tidak tau apa yang diobrolkan oleh
kaka saya sama si Tomi itu. Tiba-tiba perasaan saya tidak enak seperti akan
terjadi sesuatu,namun sesuatu itu entah membuat kejuatan yang baik atau malah
sebaliknya. Malampun tiba waktu memunclkan jam 20.45 WIB, semua keluarga
berkumpul dirumah bibi saya, yang saya dengar dari kaka kandung saya sebut saja
Sandra. Kaka ipar saya yang bernama Ramdan, kelihatan ada sesuatu terjadi
padanya, tatapan dengan bermuka kusut dan sedih. Waktu itupun saya tidak
mengetahi apa yang sebernarnya terjadi, da nada masalah apa sehingga akan
adanya musyawarah yang menurut saya musyawarah besar, yaitu pihak keluarga
dengan disebut tersangka sebut saja si P. Malam itupun kian larut, dan sayapun
baru bangun dari tidur lelap saya,hanya saja saya tidak begitu ingat akan malam
itu. Saya tersenyum ketika melihat keluarga Ramdan datang kerumah tempat saya
tinggal.
Pagi pun tiba. Bibi saya pun
datang kerumah saya, ada apa bi semalam sebenarnya saya jadi penasaran “ucap saya
dengan penuh tanya pada bibi saya”. Sebenarnya begini Ra, ( kelihatan bermuka
kecewa kata bibi saya). Waktu kemarin sore sewaktu kalian pulang berbelanja, ka
Ramdan di panggil oleh ka Iwan ( Iwan kakak ipar ka Ramdan ). Kemudian dengan
gertak ka Ramdan pingsan. Loh ko bisa bi kenapa ( saya bertanya seakan penuh
dengan keingin tauan mengani Iwan). Iya ka Iwan dengan lantang memarahi ka
Ramdan, yang sebelumnya ka Iwan tidak pernah memarahi ka Ramdan, waktu itu
sungguh berbeda, ka Ramdan terus digertak dan dimarah-marahi dengan seuara hentak
dan lantang. “ kamu itu benar-benar tidak bisa menjadi kaka yang baik, harusnya
kamu pikir-pikir dulu bagaimana cara tindakan kamu membawa adik-adik kamu,
buktinya adik-adik kamu masih tetap seperti itu juga, malah makin lama dan
lebih buruk dari sebelumnya, seharusnya orang diobati itu makin membaik dan
sembuh ini malah makin memburuk bagaimana kamu itu” ( ka iwan dengan muka seram
tertuju pad aka Ramdan ). Ka Iwan pun sempat menyentil ka Rio ( adik kandung ka
Ramdan), sampai membawa-bawa status segala. Saking marahnya ka Iwan akhirnya ka
Ramdan tak kuat menahan mentalnya akhirnya ka Ramdanpun pingsan. “Terus
bagaimana dengan musyawarah semalam yang yang diobrolkan oleh mereka, bibi ikut
menghadapya ?”( ucap saya). “Iya Ra bibi sempat tapi tidak lama bibipun
langsung masuk kamar, karena tak tahan melihat si P (tersangka), rasanya gemes
melihat si P geregeten. Yang bibi dengar itu melihat pertanyaan ka Iran pada si
P untuk mengakui kesalahan yang dilakukannya benar atau tidak, tapi dengan
beraninya dia mengeluarkan kata-kata (tidak sumpah demi al-quran),
berani-beraninya dia bawa-bawa al-quran padahal sudah jelas dia terbukti jadi
tersangka. Dasar, orang yang sudah benar-benar terlanjur kayaya, terus melihat
ka Ramdan yang terurai bercucuran air matanya yang keluar, sambil meminta maaf
sama si P. si P pun kelihatan puas melihat keluarga kita seperti ini,
berantakkan sampi harus dimusyawarhkan seperti ini, dan anehnya seperti
membalikan fakta” ( bibi dengan jelas menjelaskannya). “Lalu kenapa bi sampai
harus dimusyawarhkan dan ka Ramdan dimarahi sampai pingsan, padahal yang saya
tahu pada walnya tidak seperti ini, dan jauh dari apa yang dipilirkan saya”(
saya pun kembali bertanaya seperti mengintrogasi sesuatu ).
Bibipun menjelaskan dengan
lancing dan jelas, sambil duduk dikursi tepatnya di ruang tamu. “ begini Ra,
waku kamu sakit, malam itu kamu hendak gak sadar dan terjadi seperti orang lain
laigi (anrh,…), kemudian dia (AH) menemanikamu sampai dia ikut ke rumah kamu
nganterin sambil menemani kamu hingga malam. Nah, pas suatu ketika tengah malam
itu, kamu ditemani AH di kamar kebetulan keponakan bibi (anak laki-laki Iwan)
melihat dan mungkin dia berpikir lain. Karena dia tidak tahu dari wal bagaimana
kronolohis kita waktu sakit, ya mungkin dia menyimpulkannya dengan negatif”.
Nah dari situlah, awal terjadinya maslaalah, sampai dia bilang ke bapaknya
tentang cara AH mengobati kita hingga kita seperti ini, dan dia secara tidak
langsung meyampaikan ke bapaknua itu dengan hal-hal yang dianggap kita jauh
dari kenyataan mungkin dalam arti kita itu doibati oleg orang yang salah”. “oh
jadi dari situ, mungkin awalnya hingga berdampak menimbulkan pitnah” (ujar saya
). “ ya mungkin begitulah Ra kenyataannya, dia tidak berpikiran aneh dan tidak
mengadu pada bapaknya kita sama orang-orang yang menolong selama ini akan
berhubungan baik dengan keluarga kita, dan kalau menurut bibi dibalik ini semua
ada sebuah teka teki, dimana teka-teki ini ada hubungan kongkalikong yang
seolah-olah ada sebelah pihak yang tidak mau terbongkar atas perbuatan yang
perbuat pada kita”. “ya bi saya jadi malu pada mereka yang menolong kita,
kenapa harus seperti ini, padahal mereka belum tau pasti tentang mereka dan
cara mengobatinya pada kita” ( ujar saya). “ya begitulah Ra, kadang bibi juga
bingung rasanya ingin bertindak tapi apa kemampuan bibi, dengan mental bibi
yang begini keadaannya” ( saya dan bibi merenung). “sudahlah jangan terlalu
dipikirkan mungkin kejadian dibalik ini semua ada hikmah yang alloh berikan pada
kita, karena alloh maha mengetahui apa yang direncanakan-Nya” (ucap bibi).
MASA
KELAM
Ra, bangun Ra, Ra….. sadar Ra
bangun. Sayapun tak sadar apa yang terjadi lagi pada saat itu. Tidak lama
kemudian. “kamu siapa” (tanya saya pada bibi), “ ya Alloh Ra ini bibi masa kamu
gak ingat”. Lalu bibipun balik bertanya “kamu masih ingat waktu kamu ditempat
kamu berobat” , “dimana bi”. “astagfirluloh Ra sadar”……
Itulah kisah saya sempat, saya
dan bibi saya tidak ingat akan siapa orang yang pernah dekat dengannya apalagi
kejadian yang menyangkut masa lalu. Hanya yang diingatnya masa-masa kuliah.
Saya juga teringat kejadian pertama bibi
sakit dirumah sakit. Dengan penuh rasa tidak malu bibipun seperti orang gila
yang tidak tau malu. “ kamu siapa, pergi kamu, hentikan awas jauhkan itu
(al-quran), minggir saya mau ke WC”. Itulah yang terjadi saat berada di RS, dan
kata-kata itupun selalu terucap pada bibi yang menjadi orang lain (aneh,..).
selalu mneybut-nyebut orang itu yang katakana gila, dan menjadikan suatu pertanyaan
apakah ucapan yang dikeluarkan oleh bibi yang tidak sadar itu benar atau tidak.
Malam itu kejadian pada ba’da magrib. Bibipun menjerit-jerit teriak seperti
orang yang sakau dan mungkin lebih dari pada itu, kejang, dengan mata yang
terjuling keatas, mulut yang dilumuri dengan busa sambil menahan kesakitan yang
ditahan olehnya. Sayapun tidak kuasa melihat itu semua. Keluar saya dari
ruangan itu, kemudian saya berpikir “ kenapa bibi diobati si P malah makin
menjadi-jadi”. Sempat saya berniat urung menuding “ apa kamu penyebab ini
semua”. Namun saya tersadar “ astagfirulloh saya tidak boleh su’udzon”. Dikala
itu saya sedang meratapi dan merasakan bagaimana keadaan bibi didalam ruangan,
tak tahan air mata yang terginang dimata saya yang rasanya ingin dikeluarkan
namun tak bisa.
Akhir pada dari cerita kita
membuat sejarah yang besar bagi saya dan bibi saya. Hingga masa itu akan selalu
teringat dan bagian dari sejarah untuk nanti dimasa depan, dan tidak akan
pernah terkubur begitu saja. Karena saya yakin lloh maha segalanya, dan alloh
maha pengampun dan maha membuktikan atas apa yang diketahuinya. Hingga sampai
saat ini, bagi saya rasanya kelam, untuk diselami dalam hidup yang sedang saya
alami. Dari dulu hingga sekarang, saya selalu bertanya-tanya pada diri saya
maupun pada orang lain. “ ada apa, dan mengapa itu terjadi, serta bagimana”
itulah yang selalu kupertanyakan. Namun ketika suatu ketiaka pada teman saya,
kebetulan dia mengalami hal yang serupa dengan saya, dia berkata “ nanti juga
kamu bakal tau seniri, yang selama ini kamu pertanyakan”. Itulah suatu kata
yang buat saya kata-kata itu adalah motivasi untuk saya.
Masa kelam, itu yang kurasakan
saat ini.ketika saya teringat akan masa lalu dan masa lalu itu takkan pernah
terlupakan dan tergantikan oleh apapun. Bagi saya mereka (orang-orang yang
menolong saya), tidak ada duanya yang selalu menolong tanpa pamrih dan imbalan
apapun, hanya yang selalu diharapkannya rido yang didapatkan dari Alloh SWT.
Kenapa orang-orang sebaik mereka harus menimpa ini semua,mungkin tidak banayk
dan sulit untuk menemukan orang-orang seperti mereka dan mungkin ini semua
ujian dari alloh pada mereka. Tiga bulan lamanya kurang lebih, saya mengalami
kegelapan hidup ini. Entah apa yang terjadi dan tidak ada titik pemecahan
masalahnya, hingga akhir ini. Dan saya merasakan itu semua gelap dan tidak ada
duanya sunyi bagai tak merasakan indahnya kehidupan dunia ini. Mungkin karena
rasa beryukur saya yang kurang, hingga alloh memberikan ujian ini semua
terhadap saya. Tiga bulan lamanya kurang lebih, yang selalu dikelabuhidengan
penuh rasa duka dan suka, bahkan hingga terjadi kisah yang dipertemukan
seseorang untuk saya yang mewarnai hidup saya, motivas bagi hidup saya, dan
ketika dia bersama saya terasa sangat hidup saya dan merasakan kenyamanan dalam
rangkulan dia. Dan sesuatu itu kini hilang dan kandang. “jangan tinggalkan saya
guru, jangan tinggalkan saya guru,
jangan tinggalkan saya guru”. Itulah lantunan yang sempat saya ucapkan bahkan
sering. Namun kenyataannya sangat berbeda, ucapkan kata-kata itu yang selalu
kuucapkan berbeda dari apa yang ducapkan saya. Saya mengalami menelan ludah
yang dikelurkan kembali. Dan saya termakan oleh kata-kata itu. Walnya saya yang
tidak mau ditinggalkan, karena pendirian saya yang terbawasuasana entah apa penyebabnya,
hingga saya yang meninggalkan dia dengan perlahan. Tapi sebaliknya, ketika
musim itu kembali mendatangi seperti sedia kala, sayapun teringat kembali akan
kehidupan dia dalam kehidupan saya, kenanga yang terlalu banyak untuk dikenang
dan mungkin sulit untuk kembali kepada kenangan itu. Akhirnya dia yang telah
meninggalkan saya, seiring dengan perbuatan saya kepada dia. Dan sayapun
meratapi dan selalu merenunglan bahwa “perbuatan sekecil apapun akan selalu
terjadi pada kita baik maupun buruk”.
DI
BALIK HITAM DAN PUTIH
Sebelas bulan yang berlalu, itulah sisi
kehidupan yang mengiringi hidup saya. Hidup bagaikan perjalanan dengan melewati
beberapa tantangan dan rintangan. Itulah sebabnya hidup itu penuh dengan ujian,
dikala ujian itu tak pernah terlalui mungkin sampai saat ini saya tak hidup.
Tak hidup dalam arti mungkin takan ada
lagi kehidupan, inilah hidup bagi saya hidup ini adalah sebuah perjalanan penuh
dengan kiasan yang bermakna dan hidup ini akan tiba bukan hanya dalam satu
putaran musim saja melainkan ada putaran kembali dalam kehidupan dimasa yang
kan datang, yaitu masa kekal kelak nanti diakhirat. Bila kita tidak mempunyai
suatu pengangan dalam hidup yang saya sebut prinsip, entah jalan mana yang
ditempuh untuk dilakuinya demi mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam hidup
tentunya harus ada, tidak lain untukmenemukan titik celah dimana kita akan
bersinggah dan bersimpang, di dunia maupun diakhirat. Jika mempunyai tujuan
hidup masa di dunia ini, tentulah harus selalu dilalui ujian dan tantangan
maupunrin tangan dalam perjalalnan hidup yang telah dilewati maupun yang akan
dilalui. Sebaliknya tujuan hidup untuk bekal diakhirat kelak nanti pun, tidak
jauh berbeda harus selalu da nada ujian serta tantangan tertentu dalam
menjalani sebuah kehidupan. Kedua tujuan hidup ini benar-benar sama tidak jauh
berbeda.
Namun, sering kali orang sangat buta dalam
tujuan hidup itu. Kembali lagi manusia tidak ada yang sempurna, tetapi adakala
baiknya manusia itu sealalu berusaha menjadi yang terbaik dalam menyempurnakan
hidupnya. Bukan menjadi dirinya merasa
yang lebih baik, karena jika seseorang itu merasa dirinya selalu benar, maka
orang itu tidak akan mau banyak belajar dari kesalahanya sendiri. Analoginya
ada seseorang yang gigih, tangguh dan bekerja keras demi mengejar impian dalam
hidupnya, sampai-sampai orang itu lupa atas kewajibannya sendiri. Demi mengejar
mimpi itu, ia sanagt bekerja keras, malam siang tak pernah dirasakannya rasa
cape, letih dan lelah. Mimpinyapun kini terwujud, orang itu sukses dan serba
terpenuhi. Namun, sayangnya ia tak pernah mengingat akan kehidupan dimasa yang
akan datang setelah kehidupan dunia. Akhirnya, pikirannyapun selalu terguncang,
tegang dan tidak ada ketenangan, malah yang ada hanya amarah, dan selalu marah.
Berbeda dengan seseorang yang bekerja
keras mengejar mimpinya, namun selalu ingat akan kewajibannya dan selalu
meminta rido dari tuhannya. Hidupnya selalu tenang, damai dan ikhlas tanpa
beban yang rumit.
Perubahan masa itu akan selalu
terulang kembali. Pikir saya mengenaikehidupan, mungkin hidup ini hanya satu
kali, ya memang benar ini hidup hanya satu kali.namun dalam kehidupan ini
begitu banyak masa-masa yang harus dilalui dalam kehidupan. Seperti perubahan
cuaca, perubahan cuaca selama empat musim. Mungkin dalam empat musim itu akan
selalu bergantian terhadap musim kemusim yang lain. Begitu juga hidup, akan
berubah dari masa kemasa. Dan masa itu akan selalu dilalui dan terulang
kembali. Mungkin itulah yang dinamakn roda kehidupan. Roda kehidupan yang
begitu cepatnya waktu berputar.
HANYA
TINGGAL KENANGAN
Itulah semusim kisah dalam hidupku. Ketika mata ini kukejapkan,
mencium bau suasana itu, merasakan cuaca masa itu, dan kenangan yang telah
dilalui padamsa itu. Rasanya otakku memutarkan memoriku seolah ingin mengulang
kemasa itu. Tapi logikanay sangat tidak mungkin, itu hanyalah mimpi rasanya.
Seseorang itu kini telah berubah menjadi orang asing, itulah yang saya rasakan
saat ini. Itupun bagi saya membuat masa
yang berbeda. Ketika saya hendak mendekati dia, rasanya saya ingin mengulng
masa itu dan rasanya bagi saya sangat merindukan suasana itu.
Berkumpul,bercerita,bercengkrama, penuh dengan kasih dan sayang dari mereka
terutama dia. Kini hanyalah mimpi, rasanya sulit untuk meniggalkan kenangan
itu. Bagi saya berat, karena mereka buat saya adalah bagian dari hisup saya dan
sejarah bagi saya terutam untuk dia. Teringat ketika ku sakit, selama
berminggu-minggu mereka rela mengorbankan mere sendiri, tanpa memeikirkan
dirinya sendir. Sakit yang kurasakan, telah menghilang ketika mereka semua
telah hadir menggantikan keluargaku yang tidak ada disampingku. Saya sedih kini
mereka telah jauh, terutama dia yang telah meniggalkan saya. Namun, buatku
tidak akan menjadikan suit buat hati saya. Ada pepatah “kebaikan itu akan
mengalahkan segalanya”. Itulah yang kupetik dari kata-kata yang menjadi
motivasi bagi saya. Bagaimanapun mereka tidak membuat jarak bagi saya. Mungkin
hanya masa yang belum menentukan buat saya berkumpulkembali dengan mereka
semua.
Dia buatku bagaikan pengganti segalanya. Kadang dia menjadi sesosok
kaka dan pengganti orang tuaku dikala ku membutuhkan kasih sayang dari
keluargaku. Tetapi sekarang masa telah berubah, sekaligus dia juga berubah.
Rasanya dia telah menjadi sesosok orang lain yang asing bagi saya. Kini hanya
tinggal kenangan, ketika kumembutuhkan seorang teman untuk diajak berbicara,
dan ketika kuingin melampisakan semua perasaanku kini hanya bisa berdoa dan
menikmati dengan apa adanya. Kuharap suatu saat nanti saya dapat berkumpul
denga mereka semua.
Apa arti semua tentang hal duniawi, jabatan sosial juga segalanya yang
berhubungan dengan status. Itu menjadikan suatu perselisishan ketika kita tidak
bisa menghargai orang lain. Bagi saya itu tidak apa-apnya, yang paling berate
buat saya, bahawa semua manusia sama tidak memandang status yang membedakannya
ialah ketakwaannya. Hadis juga menjelaskan bahwasanya “orang yang paling mulya
disisi tuhannya yaitu orang yang takwa”. Jadi semua status apapun juga hanya
sia-sia ketika orang itu lalay dalam ibadahnya.masalah itupun pembelajaran buat
saya, karena sayapun juga msaih terus belajar dalam hal ketakwaan.
Ya.alloh. jika ini semua balasan untuk saya, insyaaloh saya ridho…
Penyesalan
Jika ku teringat masa itu, masa saat
kebersamaanku dengannya. Namun, sungguh tiada arti nasi begitu saja berubah
menjadi bubur. Meskipun taka da harapan lagi untuk kembali bersama dia. Kini
hanyalah penyesalan yang tersimpan di dalam benak ini. Kuharapkan masa itu
kembali seperti dulu kala,namun itu semua hanyalah mimpi yang kini tinggal
harapan yang tidak pasti trjadi. Mungkinkah harapan itu masih ada, saya tidak
tahu bagaimana hingga terjadi seperti ini. Orang asing bagik rasanya, tidak
seperti dulu. Bercerita, membri kabar berita, entah itu masalah ataupun berita
tentang dia semua. Tetapi sekarang hanyalah tinggal kenangan yang menjadi
dingin, tidak dihiraukan. Sedikit saja dia memberi pertanyaan seputar
kehidupanku sekarang, sama sekali tidak ada. Seolah dia ingin lari dari
kehidupanku.
Mungkinkah ini semua balasan atas
perbuatanku padanya seperti dulu kalanya, saya meninggalkan dia begitu saja
hanya karena pihak ketiga. Pihak ketiga itu bukan berarti lelaki yang singgah,
namun bisa saja keluarga itulah yang menjadi kendala buatku. Saya tidak bisa
mempertahankan hubungan dengannya, hanya karena problematic keluarga, keluarga
saya dengan dia. Ibu atau orang tua dan semua keluarga, itulah yang aku
butuhkan restu dari mereka semua. Namun, tidak semudah itu untuk bisa
menyatukan dua pendapat yang berbeda. Melihat konflik yang terjadi pada
keluargaku, dan melihat orang tua dia yan seolah penuh dengan rasa kecurigaan
dan seakan penuh dengan misterius ketikamelihat tatapan padasaya. Itulah yang
menjadi kendala bagi saya, dengan pikiran yang kalut dan dengan tidak sadar itu
semua hanya luapan emosi, pikirannya saya dengan bulat untuk berpisah dengn
dia.
Sekiranya, jika saya meninggalkan dia.
Sedikitnya dia bisa melupakan saya, tetapi tidakan saya tanpa berpikir panjang
itu salah patal. Piker saya,mungkin ini gampang bagi saya untuk bisa melupakan
dia, tnapa berpikir sedikitpun perasaan tentang dia pada saat itu. Setelah lama
tak berjumpa,lama tak memebri kabar kini
hanaylah penyesalan yang ada. Merasakan apa yang dirasakan dulu kala ketika ia
berosisi seperti saya saat ini. Inilah yang dinamakan roda kehidupan, berputar
sesuai denan waktu dan masa yang satu arah kembali terus berputar. Jika memang
kehidupan ini seperti roda yang berputar, akankah dia kembali lagi seperti dulu
kala. Hemm.. itulah yang menjadikan rahasia ilahi,, hanya alloh yang bisa
membulak-balik hati manusia. Hanya saja, saya bisa menyerahkan ini semua pada
Alloh, sesungguhnya allohlah yang mempunyai segalanya. Dia bukan milik saya,
sayapun juga sebaliknya milik alloh dan kembalikan ini semua pada alloh. Hanya
alloh yang maha tau atas segalanya.
Dibalik
penyesalan yang kurasakan oleh saya saat ini, banyak hikmah yang harus aku
sadari tanpa tidak tersadari oleh saya. Penyesalan terbesar yang kedua kalinya
yang saya rasanya. Pertama penyesalan rasa kebersalahanku selama ini pada kedua
orang tuaku, yang kedua penyesalan karena saya telah menyia-yiakan orang yang
benar-benar tulus menyayangi saya. Semua itu kini telah sirna hilang dan entah
tau akan pergi kearah mana. Namun, yang harus aku sadari saat ini ilalah
menerima ini semua dengan ikhlas. Kata ikhlas, itulah kata yang mudah untuk ku
ucapkan dalam mulutku ini, namun itu rasanya tidakmudah untuk bisa kujalani.
Penyesalan pada orang tuaku, kini sudah hilang dengan mencoba untuk selalu
melihat kebahagiaan orang tua saya, tetapi tetap rasa penyesalan terhadap rasa
bersalah pada ibuku mungkin rasanya saya sendiri tak pantas untuk bisa
memaafkan diri saya sendiri. Seblaiknyapun begitu juga saat ini, rasa
penyelasan yang kurasakan ini mungkin tak pantas untuk bisa dimaapkan, sampai-sampai
orang yang kusayangi begitu berat menerima kekecewaan dari saya. Hingga samapai
sekarang dia berubah dengan waktu yang sekilat, menjadi orang asing. Orang
asing bagi saya, karena orang yang kukenal selama ini tentang dia berbeda jauh
dengan kondisi yang sekarang. Cuek, tidak ada hirauan sediktpuntentang saya. Cuek,
mungkin sikap yang sebenarnya apa yang telah dia katakana dan mengaui bahwa dia
orangnya cuak. Cuek, dari dulu dia cuek, tapi selama dia berhubungan dengan
saya, deia tidak pernah cuek secuek dengan sekarang. Cuek ysng sekarang berbeda
dengan yang dulu.
Rasa
penyesalan itu datang kembali pada sya, ketika dia bersikap seperti itu. Dan
saya selalu bertanya pada diri saya, “apakah saya memang tidak pantas untuk
bisa dimaafpkan”. Pada waktu itu hari Sabtu pukul 10:00wib pagi, saya mengajak
dia untuk bertemu dengan saya, lalu sayapun bertemu dengan dia. Saya berniat
untukmeminta maaf dan seandainya itu bisa membuat dia bisa kembali seperti dulu
kala. Namun, jauh dari pikiran yang saya harapkan dari dia. “Rasanya tidak
mungkin untuk bisa kembali bersama”. Sayapun tidak habis berpikir kenapa dia
berbicara seperti itu. Kemudian saya bertanya dia masih saya tidak pada saya.
Dia menjawab kata “sayang”, saya masih heran dia bilang sayang, dalam arti ada
dua pengertian apakah sayang hanya sekedar untukmenghargai perasaan saya atau
memang benar-benar tulus atas apa yang diucapkannya itu. Hem… elus dada saya.
Ini kenyataan yang memang harus ku terima, dan kusaari mungkin saya memang
tidak pantas untuk memiliki dia. Kalau alasan dia tidak mau kembali pada saya,
lantas apa alasannya. Apakah karena perbedaaan yang menurut dia juah, tapi
rasanya tidak ungkin kalau dia mempunyai alasan seperti itu, karena saya tau
betul bagaimana sikapdia. Apakah karena keluarga terutama orang tuanya, seperti
halnya yang dialami saya tempo dulu.
Kalau
memang ada alasan yang menjadi penghalang untuk bersatu, kenapa tidak mau
berusaha untuk mencoba menghadapi rintangan itu semua. Harapan saya untuk dia,
dia bisa kembali dengan saya, namuna dalam arti kembali utnuk bisa membimbing
saya samapai kelak diakhirat nanti.
KEPUTUSAN
YANG PALING BODOH
Mungkin momen
ini akan menjadi ending dalamkisah hiduoku bersama dia. Ada istilah orang
berpendapat “ masalah itu tidak usah dibikin rumit,ungkapkan dengan benar jika
itu memang benar-benar terjadi pada diri sendiri untuk bisa mengungkapkan dan
lepas, masalah kebalikannya belakangan”. Bagi saya pendapat itu benar juga,
akhirnya yang saya lakukan itu selalu mengikuti apa kata hati. Ternyata itu
semua tidak semuanya menjadi baik, akhirnya yang kuterima ialah itu sama saja
menyakiti hati saya sendiri dengan perbuatan yang kulakukan pada dia.
Hemm,, entah apa lagi yang harus
saya lakukan, pada akhirnya seperti dia masih tetap seperti biasa. Tidak
menghiraukanku sama sekali. Dan mungkin inilah akhirnya, dia tidak akan menjadi
miliku untuk selamaya…
Untuk dia semoga lebih baik lagi
sajalah…
See you letter again….
Thanks.
Semoga kisah ini mendapat
pelajaran, sesungguhnya dalam mengambil suatu keputusan itu harus dipikir
terlebih dahulu sebelum penyesalan itu datang pada akhirnya. Dan jadikan
pengalaman itu menjadi senjata dalam hidup,untuk selalu bercermin dengan
mentafakuri kehidupan, serta menikmati kehidupan dengan masalah yang dihadapi,
juga terutama syukuri hidup ini karena hidup tidak dapat terulang untuk
kesempatan kedua kalinya.
TAMAT